Mlaku Ora Mlayu

/ October 06, 2022


Salah satu yang paling benar sekaligus paling menakutkan di dunia ini adalah ‘Hadapi aja’. 

Yang bilang gitu fix sih minta dipukul sembari disayang. 


‘Hadapi aja’ itu seringkali cuma butuh berani. 

Meskipun ‘berani’ ya nggak ‘cuma’ sih. 


Waktu mau maju, takut. 

Tapi mundur, udah jelas begitu-begitu aja. 


Nantangin rasa takut diri sendiri itu kemungkinannya banyak - ujungnya bisa enak, bisa nggak. Tapi kadang kitanya aja sih yang belum siap menerima kenyataan. Kenyataan atas diri sendiri, atau atas keadaan, atau atas apapun, sehingga seolah-olah kita baru sadar kalau kita beneran bodoh atau ternyata kita lebih hebat. 


Buat saya, saat ada di titik paling rendah, yang paling bisa dilakukan adalah menerima. Kenapa harus merasa tersakiti kalau pada kenyataannya dirimu sendiri tau, seratus persen sadar belum sejago itu, belum sepintar itu, belum sebaik itu, belum semampu itu, belum sekaya itu, belum seberuntung itu, belum sehebat itu, apapun yang membuatmu merasa kamu begitu buruk. 

Ya terus kenapa kalau nyata-nyata memang diri kita belum di sana? 

Kan tau. Kan sadar. 

Yaudah maju lagi aja nggak sih? Hadapi aja kenapa? *lemparinbotol 


Terima kasih untukmu yang sudah pernah mencoba. 

Kamu pemberani. Meski mungkin kamu bodoh, kamu ceroboh, kamu pernah salah, atau kamu terlalu rendah diri, atau kamu terlalu heboh. 



Salah satu yang paling benar sekaligus paling menakutkan di dunia ini adalah ‘Hadapi aja’. 

Yang bilang gitu fix sih minta dipukul sembari disayang. 


‘Hadapi aja’ itu seringkali cuma butuh berani. 

Meskipun ‘berani’ ya nggak ‘cuma’ sih. 


Waktu mau maju, takut. 

Tapi mundur, udah jelas begitu-begitu aja. 


Nantangin rasa takut diri sendiri itu kemungkinannya banyak - ujungnya bisa enak, bisa nggak. Tapi kadang kitanya aja sih yang belum siap menerima kenyataan. Kenyataan atas diri sendiri, atau atas keadaan, atau atas apapun, sehingga seolah-olah kita baru sadar kalau kita beneran bodoh atau ternyata kita lebih hebat. 


Buat saya, saat ada di titik paling rendah, yang paling bisa dilakukan adalah menerima. Kenapa harus merasa tersakiti kalau pada kenyataannya dirimu sendiri tau, seratus persen sadar belum sejago itu, belum sepintar itu, belum sebaik itu, belum semampu itu, belum sekaya itu, belum seberuntung itu, belum sehebat itu, apapun yang membuatmu merasa kamu begitu buruk. 

Ya terus kenapa kalau nyata-nyata memang diri kita belum di sana? 

Kan tau. Kan sadar. 

Yaudah maju lagi aja nggak sih? Hadapi aja kenapa? *lemparinbotol 


Terima kasih untukmu yang sudah pernah mencoba. 

Kamu pemberani. Meski mungkin kamu bodoh, kamu ceroboh, kamu pernah salah, atau kamu terlalu rendah diri, atau kamu terlalu heboh. 


Continue Reading


Rasanya kayak ngumpulin nyawa baru. 

Banyak takutnya, banyak ragu, banyak alasan; kadang juga dipenuhi jebakan indah masa lalu. 

Namanya juga life. 

Kalo cinta namanya luv. Cegitu. 


Lagi sering-seringnya mengingatkan diri sendiri untuk bersedia bodoh lagi. Yuk dong kosongin lagi gelasnya supaya bisa belajar banyak hal baru. Diturunin dulu segala nafsu, ego, dan gengsinya; penting untuk bisa berteman dengan segala kondisi, bisa legowo memulai kembali dari bukan apa-apa dan belum siapa-siapa. 


Tiap bangun pagi rasanya kayak ditantangin semesta, “Hayo mau ngapain?” 

Rasa nggak nyaman dan payahnya ada banget. 


Semacam mengulang sejarah. Dulu sekali, secara sengaja, Ibu saya memulai kembali hidup dengan segala ketidaknyamanan waktu anaknya sudah 2; usia saya belasan awal, baru mulai masuk SMP. Saat itu, dipikir-pikir, mau apa lagi? Ibu saya punya karir, Bapak aktif bekerja, hidup layak, tapi semua yang nyaman itu sekonyong-konyong ditinggal. Ibu membuat sendiri ombak di laut tenangnya. Pindah dari kampung ke Bandung bukan hal mudah. Saya menonton perubahan hidup Ibu, berjuang lagi untuk dapat posisi di kantor baru; dari yang biasanya selalu pulang kantor malam hari, berubah tiap sore sudah sampai di rumah - dia benar-benar memulai lagi dari bukan siapa-siapa. Dari yang tadinya mau makan atau jajan apapun dibolehin Ibu, berubah jadi sangat terbatas. Hingga ada hari dimana terjadi drama tangis-tangisan hanya karena saya ngotot beli seragam paskibra sedang di saat yang sama uang keluarga harus keluar untuk bayar S3 Bapak. Di periode itu, terasa banget hidup keluarga saya dimulai lagi dari awal. Tapi Ibu, dengan segala sulapnya, keberaniannya, kenekatannya, keyakinannya, hitung-hitungannya, dengan segala hal yang sering saya anggap nggak masuk akal, selalu bisa membuktikan kalau manusia cuma butuh tekad. After all, she nailed it! I am a proud kid. Dari sekian banyak hal berseberangan antara saya dan Ibu, keberanian Ibu adalah sesuatu yang kagumi. 


Benar bahwa hidup adalah soal cari kenyamanan. 

Tapi katanya mau level up? 


Juga, karena mimpimu selalu penting. 

Dan sebagaimana yang sudah-sudah di dalam hidup, kita hampir selalu rela susah payah demi yang penting. 

Kira-kira akan sama kondisinya jika kamu memimpikan pagi dengan sarapan soto ayam bening campur nasi. Ditambah lauk mendoan dan kerupuk makin enak. Setengah mati sebelum tidur kamu akan googling warung soto yang buka paling pagi dengan review paling baik. 

Ini sebenernya maksa dan kejauhan. Tapi gimana dong, aku lagi pingin makan soto ayam campur nasi. 


Pernah seorang manusia hampir putus asa karena nggak kunjung menemukan remang cahaya, jalan bagus, atau tanda-tanda manusia lain. Tapi, dia terus berjalan. Dengan bekal percaya bahwa jalan yang dilalui adalah jalan yang benar, dia benar-benar sampai pada akhirnya. 

Lain hari dia pikir tidak sampai, ternyata pelajaran Tuhan ada di sana. 


Semoga kita selalu mampu mengiring mimpi bersama usaha. Melangitkannya bersama doa-doa baik yang tak putus, yang bisa dari manapun asalnya. 


Karena nggak pernah ada cerita pelaut jago di air tenang, atau hiu lahir dari kolam teri, atau Bu Gendut yang tiba-tiba laris dagang nasi di Blok M. 

Jadi, mari pakai seat-beltnya. Semoga perjalanan kita semua menyenangkan. Hati-hati di jalan. 


Level Up

by on May 25, 2022
Rasanya kayak ngumpulin nyawa baru.  Banyak takutnya, banyak ragu, banyak alasan; kadang juga dipenuhi jebakan indah masa lalu.  Namanya j...

My Blog List